Gempa Cianjur, Korban Meninggal jadi 162 Orang Kebanyakan Anak-anak

 Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi Cianjur kembali bertambah yang kini menjadi 162 orang.



Pengumuman jumlah korban gempa bumi Cianjur disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menggelar pers rilis di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga jelaskan, selain 162 orang meninggal, 326 orang di antaranya luka-luka dan 13.784 jiwa mengungsi usai gempa bumi Cianjur.

"Mohon izin saya akan menyampaikan berita buruk, berdasarkan data yang diperoleh dari call center BPBD Cianjur tercatat ada 162 orang meninggal dunia, 326 lainya luka-luka," kata Ridwan Kamil.

Selain itu, kata dia, tercatat 2.345 rumah mengalami rusak sedang hingga berat.

Kemudian ada tiga titik jalan nasional yang tertutup tanah longsor.

"Di jalan nasional itu ada lima mobil yang terperangkap. Dan laporan hingga kini belum masuk, apakah sudah dievakuasi atau belum. Selain itu ada beberapa jalan Kabupaten pun terisolir," katanya.

Ia mengatakan, rata-rata korban yang meninggal dunia merupakan anak-anak, karena persitiwa terjadi ketika ketika semua tengah berada di dalam ruangan kelas dan madrasah.

"Prihatin juga banyak anak-anak yang meninggal karena ketika kejadian mereka tengah mengikuti pembelajaran, dan madrasah," katanya.

Selan itu, Emil mengungkapkan, ada tiga gardu induk PLN dua di antaranya masih terkendala, dan satu sudah tertangani.

"Baru 20 persen listrik yang sudah menyala di Cianjur dan dibutuhkan sekitar tiga hari, tetapi mudah-mudahan saja bisa lebih cepat," katanya.

Gempa Susulan

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, potensi gempa susulan ada.

Berdasarkan laman dan aplikasi Info BMKG, sampai dengan pukul 22.30 WIB, telah terjadi 90 gempa susulan, terletak di sekitar lokasi awal gempa pertama.

"Masih ada (potensi gempa susulan)," kata Daryono.

Ia menyampaikan, pihaknya akan terus memantau gempa susulan hingga Selasa (22/11/2022) pagi, untuk menganalisis gempa susulan berakhir.

"Kita akan pantau terus dan sampai besok pagi kita akan hitung, dan akan jadi acuan kita dalam estimasi kapan gempa berakhir. Kalau tengah malam, kita belum bisa hitung sampai kapan peluruhan terjadi," ujar Daryono.

Daryono mengungkapkan, banyaknya gempa susulan dari pergerakan sesar di zona perbatasan Sukabumi, Cianjur, dan Padalarang ini terjadi mengingat kategorinya sebagai gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake).

Gempa dangkal ini memiliki gempa susulan yang banyak karena berada di batuan yang relatif rapuh.

BMKG belum bisa memprediksi seberapa besar kekuatan gempa susulan apakah akan lebih besar atau kecil.

"Ke depan kita akan terus mendapatkan catatan update gempa susulan. Apakah itu lebih besar? Itu belum kita prediksi karena masih unexpectable. Yang pasti karakteristik gempa dangkal akan diikuti aktivitas gempa susulan yang cukup banyak," kata Daryono.

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Gempa Cianjur, Korban Meninggal jadi 162 Orang Kebanyakan Anak-anak,

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Gempa Cianjur, Korban Meninggal jadi 162 Orang Kebanyakan Anak-anak "

Posting Komentar